Language Thu, 09 Oct 2025, Malta

Menyambut Masalah Bersama Guru Sejati

Sat, 22 Feb 2025, 14:42:40, 556 View Administrator, Category : Reflection Series

Reflection Series

Salam Kasih,

Dapat dipastikan bahwa, tidak ada orang yang bisa/berhasil alias jadi dalam hidup ini tanpa mengalami cobaan-cobaan. Bagi pe-Medang, dalam banyak hal cobaan dan masalah-masalah merupakan suatu berkah yang sangat indah. Orang-orang yang tidak mendapat cobaan dalam hidupnya, dapat dimengerti sebagai orang yang kurang beruntung.

Sekarang masalahnya adalah: dalam menghadapi masalah-masalah itu apakah kita menganggap diri mampu menyelesaikan sendiri masalah-masalah tersebut? Ataukah kita berharap untuk menghadapi masalah itu bersama Guru? Di sanalah kunci jawabannya. Tetapi, apakah rahasia dibalik kedua kalimat itu? Rahasianya adalah, biasanya kita digerakkan oleh keakuan palsu, sehingga selalu menganggap diri sudah mampu.

Cara kerja keakuan palsu memang sangat rapi dan tersembunyi. Ia bekerja tanpa harus berbuat banyak secara langsung. Ia akan mempekerjakan "orang-orang lain" (baca: indria tangan, kaki, pikiran dan lain-lain), tanpa orang-orang tersebut mampu menyadari bahwa dirinya sedang digerakkan atau diperalat oleh keakuan palsu. Semua "pekerja" tersebut akan melakukan kewajibannya dengan sangat patuh, tanpa meminta bayaran/imbalan apa pun. Cara kerja yang sangat rapi, sempurna dan tentu saja hanya dapat dilakukan oleh keakuan palsu itu sendiri.

Lebih jauh, kesadaran kita akan ter-set dengan sempurna, sehingga tanpa dapat disadari lagi, kita akan beranggapan bahwa diri kita memang mampu dalam mengatasi berbagai masalah tersebut.

Dari “merasa mampu” tersebut kemudian secara pelan..., pelan...dan sangat pelan..., akhirnya kita akan beranggapan bahwa ternyata kita “lebih mampu” dari Guru (dan/atau Guru-guru) kita.

Nah, ketika kita menghadapi berbagai problem dan permasalahan hidup dunia ataupun masalah-masalah spiritual dengan berbekal kesadaran "mampu" seperti itu, maka segera akan tercipta satu kata pasti di depan kita yaitu; “gagal”

Ya..., kita akan gagal dalam mengertikan dan mengatasi problem permasalahan hidup. Dan lebih mengenaskan lagi adalah, kita tidak akan mengetahui atau menyadari bahwa diri kita sedang gagal mengatasi problem permasalahan.

Mungkin kadangkala ia memang berhasil keluar dari problem, namun tidak melalui jalan "diberkahi". Tetapi, ia merasa bahwa dirinya telah keluar dari permasalahan secara baik. Tentu saja ia tidak akan mengerti atau menyadari bahwa ia ternyata "gagal" menyelesaikan permasalahannya, gagal dalam keberhasilan.

Oleh karena itu, para pe-Meditasi Angka yang jeli dalam spiritual, tentunya akan memilih menghadapi semua problem dan permasalahan hidup duniawi-spiritual bersama Gurunya. 

Maaf, kembali kita tekankan dan perlu kiranya dicatat, bahwa Guru yang dimaksud di sini tidak hanya berarti seseorang dalam wujud badan/fisik, tetapi kami cendrung mengatakan Guru sebagai suatu "setrum maha luar biasa", yaitu Tuhan YME.

Apabila kita memilih melewati segala problem dan permasalahan hidup bersama Guru, maka ini artinya kita menghadapi permasalahan bersama "setrum maha besar" tersebut. Diri kita akan dipenuhi oleh aliran "energi maha besar" tersebut, alias kita menjadi "energi maha besar" itu sendiri.

Tentu saja ia (volume-nya) akan sangat ditentukan oleh sejauh mana kita memang sudah "bersama strum maha besar" tersebut. Pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh yang bersangkutan. 

Ketika seorang pe-Meditasi Angka menghadapi segala jenis permasalahnya bersama Sang Guru Sejati, maka secara pasti pula akan tercipta satu kata di hadapannya, yaitu “sukses”.

Ya..., ia akan berhasil seratus persen dalam usahanya untuk mengatasi segala permasalahan. Dan dalam keberhasilan seperti itu, ia sama sekali tidak akan pernah mengatakan bahwa dirinya telah berhasil. Melainkan seorang pe-Medang yang baik akan mengatakan bahwa Guru Sejati telah memberkahi usahanya.

"Kredit point” keberhasilan itu ia persembahkan kepada Gurunya, Tuhan YME. Demikianlah, seorang pe-Meditasi Angka akan tetap menjaga ketundukan hatinya. Sebab dalam segala hal, ia sangat tergantung pada berkah Guru Sejati. Dan untuk mendapatkan berkah itu, ia harus menjaga ketundukan hatinya. Dalam banyak keadaan, ia pun akan menemukan keberhasilan dalam kegagalan, suatu hal yang sangat amat sulit dipahami tetapi dimengerti hanya oleh sang pe-Medang itu sendiri. Memang hanya itulah cara paling pasti dalam jalan spiritual untuk mendapatkan berkah indah spiritual sang Guru Sejati.

Sriguru...
(Darmayasa)
 



Sat, 06 Jul 2024 Tidur Bersama Tuhan


Comments