Demi Penyempurnaan Diri Dan Bukan Demi Pengetahuan Saja (I)
Fri, 29 Apr 2022, 09:05:16, 1682 View Administrator, Category : Reflection Series
Reflection Series
Salam kasih,
Tersebutlah raksasa yang sakti luar biasa akibat tapanya. Kesaktiannya sampai menakutkan para Dewa. Raksasa itu bernama Niwatakawaca. Saking saktinya, si Niwatakawaca menyebabkan bukan hanya raja-raja di dunia saja, melainkan para Dewapun dibuatnya kelabakan. Akhirnya para Dewa memutuskan untuk mencari seorang manusia sejati.
Kemudian para Dewa mulai mengadakan pencarian manusia sejati. Dalam pencarian ini, mengingat pencariannya adalah demi tujuan sangat mulia dan sangat luar biasa, selain itu yang dicari adalah manusia sejati dan bukan manusia sembarangan..., maka para Dewa semua pada turun untuk mengadakan pencarian dengan sungguh-sungguh serta jujur dengan sepenuh hati. Mereka tidak memanfaatkan program yang sedang berkembang dan dikembangkan di negara-negara maju, yaitu program yang sedang ngetrend, program mengasyikan, menarik dan cepat benefit. Program tersebut dinamakan program KKN. Yang ingin diberantas, tetapi hingga saat inipun belum bisa, malahan berkembang biak dengan baik.
Namun para Dewa tidak pernah terperangkap oleh program KKN tersebut. Mereka tidak mencari kesempatan dalam kesempitan, tidak mencari orang ganteng, tidak mencari orang berduit, tidak mencari orang pinter, tetapi mereka benar-benar mencari manusia sejati. Setelah pencarian demi pencarian yang sangat lama..., akhirnya perhatian mereka jatuh pada sosok menengah di pandava, yaitu Arjuna. Lalu para Dewa membuat program lebih lanjut. Programnya bernama program tiga Te (3T). Tiga Te itu adalah Tapa Tak Tergoda. Lalu para Dewa mengirimkan Arjuna untuk pergi ke gunung Indrakila untuk bertapa.
Arjuna, demi kesejahteraan dunia dan demi pelayanan kepada para Dewa menyatakan dirinya bersedia dan memenuhi permintaan tersebut, tanpa mengetahui dan tanpa memperdulikan sebutan manusia sejati untuk dirinya. Ia tidak tergoda oleh sebuah sebutan. Tetapi Arjuna melakukannya semata-mata hanya karena ingin memenuhi kehendak para Dewa. Lalu ia pun pergi bertapa. Nah dari tiga Te itu, Arjuna memilih Tapa. Sedangkan sisa Te yang dua lagi, diserahkan kepada para Dewa. Begitulah..., sisa dua Te lainnya (Tak Tergoda) kemudian diambil alih oleh para Dewa.
Akhirnya..., setelah beberapa lama bertapa, mulailah berdatangan godaan demi godaan. Tetapi Arjuna tetap patuh pada 3T. Ia tidak tergoda sama sekali. Mulai dari godaan kecil-kecil, misalnya kaki terserang virus "kesemutan", hingga sampai akhirnya tampil satu persatu bidadari yang kecantikannya merupakan pilihan ratu yang paling cantik di Surga. Bukan sekedar ratu kecantikan dunia, tetapi surga.
Meskipun para bidadari yang menggoda Arjuna adalah kumpulan dari para ratu kecantikan paling Top di Surga, tetapi Arjuna ternyata tetap ajeg. Tak tergoyahkan sama sekali. Terakhir..., ada gangguan dari seekor babi hutan. Arjuna terpaksa harus bertempur dengan pemburu sakti yang juga ada disana, dan seterusnya... Nah, setelah melewati semua cobaan dan godaan tersebut-lah akhirnya Arjuna mendapat gelar “manusia sejati”. Lalu ia mendapatkan segala jenis senjata sakti yang bermanfaat baginya dalam memerangi para asura. Khususnya dalam hal ini untuk mengalahkan raksasa sakti Niwatakawaca.
Demikianlah.., bagi seorang pe-medang, ia harus mengerti bahwa tujuan sejati kita bukanlah dalam mematangkan atau memperkaya teori-teori dari meditasi, cakra, kundalini dan lain-lain...
Melainkan tujuan kita sebenarnya adalah untuk mengerti tujuan Guru. Tujuan Maha Guru. Tujuan Sang Guru Sejati yang sebenarnya adalah, bahwa beliau hanya mencari ‘manusia sejati’. Karena itulah, beliau (Guruji) selalu berpesan, “be a human being”. Jadilah manusia. Yang dalam bahasa sanskertanya disebut, “manur bhava”. Jadilah manusia, dan jangan berpuas hati menjadi binatang berkaki dua yang mengendari BMW, duduk di ruangan sejuk ber-ac, memiliki simpanan milyaran dolar di bank, dan lain-lain. Sang Guru Sejati tidak mencari tokoh seperti itu, tetapi beliau hanya menginginkan ‘manusia sejati.’
Sebagai mana halnya Arjuna yang tidak memperdulikan gelar manusia sejati, maka demikian pula seorang pe-medang sejati tidak akan tergiur oleh julukan pemeditasi ulung, punya kesaktian ini itu, bisa merasakan ini itu, atau mengalami kebangkitan ini itu... Tidak..., seorang pe-medang sejati tidak akan membiarkan dirinya terperangkap oleh cobaan dan godaan seperti itu. Sebagai mana Arjuna tidak tergoda oleh menggiurkannya godaan akan sebuah gelar, begitu pula halnya sang pe-medang sejati, ia hanya akan menyimpan di dalam batinnya, bahwa Tuhan atau Guru Sejati mencari ‘manusia sejati.’
Nah.., kapan ia ditunjuk dan diijinkan masuk kedalam lingkungan Meditasi Angka, maka kewajibannya sekarang adalah untuk tetap duduk dalam medang. Tetap berada dalam medan medang. Sebagaimana Arjuna yang dengan patuh hanya duduk di gunung Indrakila untuk tetap bertapa. Masalah godaan dan cobaan, serta hasil medang, semuanya ia serahkan sepenuhnya pada Sang Guru Sejati. Masalah lain selain berlatih medang akan menjadi tanggung jawab sang Guru Sejati.
(Bersambung...)
Sriguru...
(Darmayasa)
DIVINE LOVE/040306



Matur suksma guru
OM Svastyastu. Suksema Guru Ji. Sangat menceràhkan. OM Svaha..