Language Thu, 09 Oct 2025, Malta

Memetik Bunga dan Buah dari Meditasi Angka

Sat, 18 May 2024, 16:13:10, 885 View Administrator, Category : Reflection Series

Reflection Series

 

Salam Kasih,
Suatu hari ketika saya dan Guruji sedang berjalan-jalan di tepi sungai Gangga, di kaki pegunungan himalaya, di sebuah kota suci yang bernama Haridwar (Hari = Tuhan yang mencuri hal-hal kurang baik dari dalam hati abdi-Nya, dan Dwar = dwara = pintu masuk). 

Pada waktu itu kami barusan selesai melakukan suatu sadhana khusus bersama, setelah 8 jam hanya duduk di kamar hotel berdua. Ketika kami sedang jalan-jalan, sambil sekali-sekali tangan Guruji menyentuh bunga-bunga berwarna warni di pinggir jalan, tiba-tiba Guruji berkata sambil menunjuk ke bawah sebuah pohon mangga, "Kamu lihat biji mangga itu?"
"Ya Guruji, saya melihatnya..." saya jawab sambil mengamati biji mangga dan berpikir apa gerangan keistimewaan biji mangga itu. Guruji menghentikan langkahnya, dan saya juga berhenti..., selangkah di belakang Guruji tetapi agak di sampingnya. Sambil mengusap jenggotnya yang karena sedang melaksanakan sadhana, maka baik Guruji maupun saya tidak mencukur jenggot. Tangan Guruji satu lagi yang memegang tongkat bergerak ke arah biji mangga itu. Beliau korek biji mangga itu dengan tongkatnya sehingga kelihatan lebih jelas dan agak dekat dengan kami.

Guruji berkata, "Beta... (anakku...), biji mangga ini begini kecil, tetapi pohonnya sangat besar. Kamu tahu kalau biji kecil itulah pohon besar ini?” Kemudian Guruji melanjutkan, “Begitu pula halnya badan kita ini, ia terbentuk dari benih yang jauh lebih kecil dari atom. Hasil pertemuan dari X + Y dari  kedua orang tua kita. Di dalam benih sekecil atom itulah kamu berada waktu itu. Tubuh yang sebesar ini dahulu berada di dalam benih sekecil atom. Begitu pula pohon mangga besar ini, dahulu ada di dalam biji mangga yang kecil  seperti biji yang ada di hadapanmu ini. Begitu pula kau harus sadari bahwa seluruh alam ini sebenarnya berada di dalam benda-benda yang sangat… sangat kecil dan tidak kelihatan. Ia ada dalam alam semesta yang begitu besar, membingungkan dan penuh dengan tipuan maya. Ia ternyata ada di dalam bungkusan benda-benda atau zat, seperti rongga kosong, udara, zat padat, zat cair, panas dan lain-lain. Demikianlah ketika kita memasuki alam meditasi, maka kita sebenarnya sedang memasuki alam lain. Bukan alam nyata yang selalu dilihat oleh mata jasmani biasa ini. Tetapi memasuki alam astral, atau apa pun sebutan lain untuk itu. Kita memang harus menyesuaikan kesadaran kita kedalam kesadaran yang bukan kesadaran hiruk pikuk dunia ini. Jika kau menangkap hal ini, berarti kau telah bersedia memasukkan dirimu kedalam alam meditasi. Kalau tidak, maka itu artinya engkau hanya bermain-main dalam meditasi.”

Saya hanya mengangguk-angguk sambil merenungkan kata-kata Guruji. Dan setelah berkata seperti itu, Guruji melanjutkan langkahnya lagi. Saya pun mengikuti beliau dari belakang. Saya tidak ingin berjalan berdampingan sama langkah dengan Guruji, walaupun beliau terus berkata, "kamu ke depan dong sedikit..." Sambil diselingi cerita-cerita lain oleh Guruji, misalnya mengenai bagaimana kesulitan melakukan pelayanan di tanah air sementara saya di India, masalah keributan-keributan dunia dan lain-lain.

Guruji melanjutkan nasihatnya, “jika kau bersungguh-sungguh ingin mencapai kemajuan spiritualmu, seharusnya engkau dengan tegas membagi waktu untuk diserahkan pada Meditasi Angka. Tidak usah 24 jam sehari, tidak pula 8 jam sehari, dan juga bukan 1 jam sehari. Tetapi..., hanya beberapa menit saja dalam sehari. Namun jika engkau manfaatkan waktu beberapa menit itu dalam kesungguhan Meditasi Angka, maka kau pasti akan maju dalam meditasimu, karena biji meditasi telah ditanamkan di dalam tubuhmu. Ini pesan untuk para pe-Meditasi Angka yang harus harus disampaikan kepada mereka. Kau harus menyuntikkan suntikan penambah tenaga ini kepada mereka semua, kalau kau tidak menginginkan mereka menjadi orang yang sekadar berhura-hura dalam meditasi. Kita tidak ingin Meditasi Angka menjadi teknik meditasi seperti yang telah banyak ada di dunia ini. Kita ingin agar Meditasi Angka ini menjadi darah daging kita, kemudian kau kembangkan lagi Meditasi Angkamu dalam bentuk aksi nyata, dengan cara wujudkanlah kasih sesamamu kepada orangorang yang sedang membutuhkannya. Berikanlah waktu untuk mereka-mereka itu. Tuhan YME telah memberikan waktu banyak kepadamu dan kau telah boroskan waktu tersebut untuk dirimu, anak istrimu dan untuk kegiatankegiatan hiburan lainnya. Kau tidak pernah pergunakan waktumu untuk menyelamatkan orang lain. Kau tidak pernah dengan sengaja mempersembahkan waktumu meski hanya sedikit kepada orang lain, di dalam pelayanan kemanusiaan.

Kalau saja setiap pe-Meditasi Angka mempersembahkan waktunya 2 jam saja dalam seminggu, maka pasti ada banyak hal mulia yang dapat dilakukan oleh pe-Meditasi Angka. Misalnya seminggu sekali seorang pe-Meditasi Angka akan dengan sengaja mengorbankan waktunya selama 2 jam dalam pelayanan kemanusiaan. Dalam dua jam yang dengan sengaja ia persembahkan seminggu sekali tersebut, ia akan dengan tulus dan jujur mempergunakan waktu itu di dalam pelayanan kemanusiaan, di dalam pelayanan kasih kepada sesama. Apa lagi kalau ada yang mampu mempersembahkan waktunya lebih banyak lagi, maka akan banyak kesedihan atau kesulitan orang lain yang akan dapat diringankan. Itulah sebenarnya buah dan bunga dari Meditasi Angka, yaitu kau memetik buah dan bunga Meditasi Angka dalam wujud menabur kasih kepada sesama. 

Sebagaimana pepohonan memberikan buah yang manis dan matang, maka begitulah Meditasi Angka memberikan hasil. Misalnya dalam wujud berupa orang-orang yang melaksanakannya menjadi lebih sehat, lebih tenang dan memiliki pemikiran lebih bijak. Sebagaimana pepohonan memberikan bunga berwarna-warni yang harum semerbak, maka begitulah halnya Meditasi Angka memberikan senyum-senyum keriangan spiritual di bibir setiap orang yang mempraktekkan Meditasi Angka. Itulah buah dan benih Meditasi Angka. Aku tidak mengingin engkau bercerita tentang hal-hal yang mengerikan dan penuh tahyul, kegaiban, tubuh bergetar, engkau melihat setan ini/setan itu, engkau melihat dewa ini/dewa itu. Tidak…. Aku tidak menginginkan Meditasi Angka dibawa ke arah itu. Aku ingin Meditasi Angka ini dibawa ke arah wujud nyata dalam bentuk senyum-senyum yang indah di bibir setiap orang. Aku lebih menghargai hal itu daripada kegaiban yang tidak tentu arah tersebut. Banyak orang berkecimpung di dalam kegaiban, tetapi sebenarnya mereka sedang sakit. Kamu jangan arahkan teman-temanmu ke arah itu. Hiduplah di alam nyata dan berbahagialah. Jangan menjadi orang aneh, karena hal tersebut tidak ada gunanya. Itulah buah-buah manis dari Meditai Angka, dan itulah bunga-bunga penuh warna-warni harum semerbak yang patut kau selipkan di rambut-rambut putrimu untuk menambah kecantikannya.

Kalau kau maju dalam Meditasi Angka, maka anak-anakmu akan merasakan hasil-hasil meditasimu. Mereka otomatis akan terbentuk karakternya, yang ia dapatkan dari berdekatan denganmu. Mereka otomatis akan terbentuk oleh auramu, oleh getaran-getaran spiritualmu, oleh berkah orang tua, oleh kasih spiritualmu. Yang penting, kamu konsentrasi pada penyempurnaan diri dan bukan pada penyempurnaan orang lain. Dirimu... Sekali lagi dirimulah yang harus kau sempurnakan dan bukan orang lain. 

Guruji menghentikan langkah beliau sejenak, kemudian menatap mata saya dan beliau tersenyum. Saya pun senyum, sambil membagikan buah-buahan dari sadhana tadi malam kepada beberapa orang pengemis yang berderet duduk di tepi sungai Gangga, di sebelah tangga-tangga untuk turun ke sungai... Langit tampak cerah dan hati ini pun cerah... Penuh kemeriahan spiritual setelah 8 jam terkunci bersama Guruji dan berjalan-jalan di tepi sungai Gangga, sambil mendapatkan wejangan indah tadi. Semoga teman-teman semua berbahagia...

(Darmayasa)
 



Sat, 06 Jul 2024 Tidur Bersama Tuhan


Comments