Language Thu, 09 Oct 2025, Malta

Memperlemah Volume Perbedaan (I)

Sat, 07 Jan 2023, 15:40:42, 1338 View Administrator, Category : Reflection Series

Reflection Series

Salam kasih,

Pada umumnya, ketika kita berhubungan dengan orang, kita selalu berada dalam penekanan perbedaan pandangan. Tetapi, pandangan yang diperlukan dalam pengembangan Meditasi Angka, demi peningkatan atau kemajuan latihan Meditasi Angka kita adalah pandangan kesamaan. Kita memandang sama bukan hanya setiap manusia, melainkan setiap makhluk adalah sama.

Kesamaan pandangan sangat diperlukan dalam memasang dasar kuat Medang. Kesadaran persamaan tersebut adalah sangat mendasar, dan yang lebih maju lagi dari sekadar persamaan tersebut adalah kesamaan terhadap bukan hanya sesama manusia, melainkan pandangan sama terhadap sesama makhluk hidup. Tanpa memiliki "harta karun" pandangan sama tersebut, jangan harap anda bisa membeli tiket balik ke dunia spiritual.

Pada suatu hari, seorang Raja sedang berjalan-jalan diiringi oleh beberapa pengiringnya. Di belakang istana Raja terdapat tempat bekas-bekas bangunan kuno. Raja melepas pandangan ke arah reruntuhan bangunan kuno tersebut dengan pandangan mata menerawang jauh..., jauh... menerawang menatap langit kosong. Raja bertanya pada pengawalnya. "kalau tidak salah....," kata Raja sambil melirik seorang pengawalnya, "dahulu ada seorang Pendeta yang biasanya tinggal di sini..."

Pengawalnya mengangguk-angguk.... tidak jelas apakah ia mengerti atau tidak maksud sang Raja.... Dan tampaknya sang Raja juga tidak begitu menghiraukannya, mengerti tidak mengerti yang penting ia mengangguk-angguk... Dan itu sudah cukup sebagai penghormatan pada perkataan Raja. "Tetapi...," kata Raja sambil melirik kembali pada pengawalnya yang sedang memperbaiki letak kaca matanya.... “ sudah lama aku tidak melihatnya lagi lalu lalang di daerah ini seperti dahulu...”

Pengawalnya sambil masih tetap mengangguk-angguk mendesis menjawab...

"Ya tuanku Raja... Sang Pendeta sudah lama tidak kelihatan lagi..." Tangannya kembali memperbaiki letak kaca matanya.

Ternyata disamping pengawalnya... Pengikut yang lain juga sedang memperbaiki letak kaca matanya, sebab ia melihat Raja memberikan perhatian kepada anak buahnya yang sedang memperbaiki kaca matanya, maka ia pun mengikuti langkah orang itu demi menarik perhatian Raja padanya.

Raja berkata lagi, "Cari informasi keberadaan sang Pendeta dan bawa beliau ke istana. Aku ingin menanyakan perihal pengetahuan spiritual pada beliau."

Pengawalnya mengangguk-angguk tetap seperti tadi. Tetapi, kali ini diiringi kerdipan mata kearah pengikut lainnya yang sedang berbaris rapi di sebelah kirinya, sebagai pertanda perintah untuk segera mengadakan pencarian Pendeta dimaksud.

Setelah beberapa hari berlalu... salah seorang anak buah pengawal Raja datang menghadap, menyampaikan bahwa ternyata Pendeta tersebut sudah lama meninggal dunia. Sang Raja menarik nafas panjang... Beliau merasa sedih, bahwa ia ingin bertanya secara khusus dan sangat penting pada Pendeta, tetapi sayang Sang Pendeta sudah tidak ada di dunia ini.

Ya, inilah kenyataan yang terjadi di dunia. Ketika orangnya masih hidup selalu dicerca dan dilihat kekurangan serta kejelekannya. Tetapi ketika orangnya sudah tidak ada, barulah mereka berpikir, wah sayang ketika yang bersangkutan masih hidup aku tidak memanfaatkan ilmunya, aku tidak ini dan itu....

Begitu pula ketika orang tua masih hidup, anak-anak tidak melakukan apa-apa. Bahkan orang tua dibiarkan menderita dalam kesakitan atau tekanan batin. Kemudian setelah orang tua meninggal barulah mereka menyesali diri, bahwa ia tidak melakukan apa-apa untuk orang tuanya, bahwa ia tidak belajar banyak dari orang tuanya ketika mereka masih hidup.

Begitu pula halnya sang Raja. Beliau menyesali diri setelah mengetahui Pendeta tersebut telah tiada lagi di dunia ini.

"Kalau begitu..., kau dan pasukan..., cari informasi keberadaan muridnya kalau beliau punya murid... " kata Raja sambil menahan rasa kecewanya.

Setelah berselang beberapa hari kemudian, pasukannya datang menghadap Raja dan mengatakan bahwa ada seorang Pendeta yang selalu dekat dengan Pendeta yang telah meninggal tersebut. Tetapi tidak jelas apakah ia muridnya ataukah tidak...?

Raja memerintahkan agar Pendeta tersebut dibawa ke istana. Mematuhi perintah Rajanya, maka pasukan pun segera berangkat kembali mencari Pendeta murid yang dimaksud. Ketika diminta ikut ke istana, Pendeta tersebut berkata, "apa kesalahanku sehingga aku ditangkap?"

Pengawal berkata, "Tuan Pendeta..., anda tidak berbuat kesalahan apa pun dan anda tidak ditangkap. Tetapi, anda harus ikut ke istana karena Raja ingin menanyakan sesuatu tentang hal yang berhubungan dengan spiritual dari anda..."

Pendeta menjadi tenang dan pelan berjalan di belakang mengikuti langkah-langkah kaki pasukan menuju istana. Di tengah jalan, Pendeta tiba-tiba melangkah ke pinggir jalan dan berjongkok. Para pengawal menyangka Pendeta hendak buang air kecil. Namun ternyata Pendeta melihat ada anjing beranak. Seekor anak anjing diambil dan dimasukkan ke dalam kain cadarnya, lalu melanjutkan perjalanan mengikuti pasukan istana.

Singkatnya, sesampai di istana, sang Pendeta langsung diajak menghadap Raja, yang segera menyambutnya dengan membentangkan karpet untuk Pendeta. Raja tidak menyambut Pendeta dengan kursi kerajaannya, tetapi dengan karpet dan sama-sama duduk di bawah, dengan pertimbangan agar dapat duduk sama tinggi sama rendah dengan Pendeta dan tidak duduk di singasana kerajaan, yang akan memberikan perbedaan antara dirinya dengan pendeta.

Sriguru... 

Bersambung...

(Darmayasa)
 



Sat, 06 Jul 2024 Tidur Bersama Tuhan


Comments